Senin, 28 September 2009

Fenomena Update Status

“Sebuah trend melahirkan trend baru”, mungkin itu yang terlintas di kepala saya belakangan ini.

Trend penggunaan Facebook telah melahirkan trend baru yaitu trend update status, sebuah fasilitas di pesbuk yang paling sering digunakan oleh segenap user pesbuk.
berbagai latar belakang yang membuat orang gemar mengupdate status sampai2 ada yg menjadikan update status seperti kebutuhan primer :D.. “kalau sehari saja tidak update minimal sekali atau 2 kali hidup utk hari ini terasa kurang lengkap.. hehehe”

“What is on your mind”, memang wajar saja sebenarnya mengupdate status sebanyak mungkin (dalam 1 hari misalnya) karena notabene fasilitas update status memang dimaksudkan oleh pembuat situs ini utk digunakan seperti ini.. ‘what is on your mind.. kapan saja terpikir / terlintas sesuatu in your mind kamu berhak menulis sesuatu di kolom update status – lalu send’

Sebagian orang melakukan hal ini, tapi sebagian justru kebalikannya, tidak mau melakukan hal ini karena tidak ingin setiap apa yang dilakukannya menjadi konsumsi public, terlalu di umbar, dan merasa melakukan hal yang tidak penting saja.


Tipe2 Update status yang berkembang belakangan ini :

1. Update status Normal
Standar update yang hitungannya proporsional dan tidak berlebihan, misalnya ; “I’m feel empty L” , “besok senen, masuk kerja lagi.. ohh… I’m bored!” , atau keluarga ada yang sedang sakit lalu minta support dan doanya pada teman2, atau misalnya melahirkan anak dan mengucapkan Thanks to om dan tante utk doanya seraya memberi tahu nama si anak tsb.

2. Update status Info
Update yang sifatnya memberikan informasi atau mencari informasi, misalnya; “sedang berada di Bandung”, “otw to Jogjakarta” , atau misalnya.. makanan di tempat tertentu uenak, recommended utk dicoba, misalnya lagi.. “ada apa di daerah Cilandak yaa?? Kok macet total !? “ bisa juga “Arsenal vs Man City 0 – 4, halftime”

3. Update status Kata2 mutiara
Update jenis ini biasanya dilatarbelakangi oleh alasan memotivasi diri sendiri / orang lain, menyindir seseorang, atau mendapatkan kata2/kalimat yg bagus (dari buku / majalah misalnya) lalu dijadikan update status.
Misalnya ;
“seseorang akan menjadi semakin kuat ketika dia ingin melindungi sesuatu yang berharga”
“Mengatakan apa yang kita lakukan memang penting, namun melakukan apa yang kita katakan itu jauh lebih penting”
“Pujilah TUHAN, dan janganlah lupakan segala kebaikanNYA” (ada juga yang disertai atau diambil dari ayat2 kitab suci)

4. Update status Picisan
Haha.. update jenis ini ngebingungin, penting gak penting, tapi banyakan gak pentingnya :D.. biasanya dilatarbelakangi karena gak ada kerjaan, iseng, tangan gatel mo tulis sesuatu walaupun sedang gak ada what is in your mind, seraya tersempil sedikit maksud “biar tetep Eksis”
Misalnya;
Lagi males ngapa2in.. , pergi gak ya… , kehujanan lagi dech,,, , ga bisa tiduurrrr!!! , sleep time… zzz… , kenyangg! , pagi2 udah dibangunin..males bgt sech, gak tau apa nih hari libur,kan waktunya bangun siang.. sebell.

Halaggh… Gedubrakk! :D

5. Update Status Lebay!
Beberapa orang sangat berlebihan menggunakan update status, la wong Doa kok di post di status, langsung aja cari tempat sepi trus ngomong langsung deh ama sang Illahi.. lah ini malah di post di status!.. ck ck ck!. Mungkin biar terlihat religius dimata orang2, atau mungkin ingin dinilai orang sebagai sosok yang baik, atau mungkin hanya ingin mendapatkan ‘like this’ yang banyak saja. Damn!!... Tapi kaw salah men.. ini bukan tempat yg tepat, dan kaw justru berlebihan.
Okelah, begini Misalnya ;
“Ya Allah, ku bersyukur buat kasih Mu… AnugrahMu bagiku begitu indah…”
“Tuhan aku percaya kalau anak Mu ini tidak akan hidup meminta-minta, tapi akan diberkati melimpah.. AMIN”
“ya Allah, besok adalah hari terakhir.. Engkau tdk akan mengecewakan kami.. dan tidak akan mempermalukan kami.. mujisatMu pasti akan terjadi.. Amin”
Ohhh… tidak sobat, bukan disiniii… dan Tuhan pun tidak buat account di pesbuk, just say its in your personal prayer, langsung saja , and Allah will listen your pray.

Selasa, 08 September 2009

Psikologi dan Agama

Kalau mau bicara ilmu apa yang bisa disetarakan dengan ilmu agama, tak lain adalah ilmu Psikologi (kejiwaan), [...ya ilmu Psikologi... Sepertinya “beberapa orang” mungkin akan mengerutkan dahinya mendengar atau melihat tulisan ini.... Hmm...].

Memang sebenarnya ilmu agama itu sudah mencakupi seluruh ilmu – ilmu lainnya yang dipelajari manusia, tetapi “biasanya” semakin dalam ilmu agama dipelajari maka sudut pandang – sudut pandang lainnya “bisa” terabaikan, mungkin dikarenakan orang yang mempelajarinya memang sangat interest dengan ilmu agama, dan karena tingkat interest yang over ini maka semangat dan ketertarikannya bisa menjadi “over” juga dan membuat pemahaman seseorang terhadap ilmu yang dipelajarinya jadi menyimpang atau sesuai dengan konsep pemikiran yang berkembang pada orang itu (tentu dengan latar belakang kehidupan dan pengalamannya). Begitulah saya memandang masalah ini dari sudut pandang psikologis.

Kembali lagi ke masalah kenapa saya mengatakan ilmu psikologi itu setara dengan ilmu agama, itu karena menurut pandangan saya seseorang yang mempelajari ilmu apapun harus didasari bahwa orang tersebut mempunyai kepribadian yang bagus / menarik, keadaan psikologisnya baik, pola pikir yang baik dan “objektif”, dan tentu juga mempunyai wawasan yang luas. Karena dengan begini penilaian orang terhadap ilmu apapun itu baru bisa menjadi baik.
Menurut pandangan saya, dasar ilmu kehidupan adalah ilmu Psikologi, karena untuk menjadi manusia yang baik atau untuk menjalani hidup yang benar, atau jika seseorang ingin tau apa arti hidup itu sendiri, maka seseorang harus menguasai ilmu ini, ya walaupun ilmu ini lagi-lagi memang sudah ada dalam ilmu agama atau dalam setiap kitab suci agama, namun sepertinya harus tetap dipelajari terpisah dari induknya, pemikiran ini sudah tidak asing lagi karena memang ilmu ini sudah menjadi cabang ilmu tersendiri disekolah2, dan juga banyak buku – buku psikologi yang ditulis dan dijual dimana-mana.
Karena dengan mempelajari ilmu ini secara terpisah dari induknya maka konsep2 atau pandangan2 tentang kebaikan akan menjadi lebih “objektif”, karena tidak terlalu dilatar belakangi dengan culture2 atau mitos2 yang berkembang dari zaman dulu yang sudah dipercaya hingga kini dan masuk dalam wilayah agama lalu kemudian diterjemahkan oleh manusia kedalam konsep2 atau pandangan2 tentang kebaikan, dan kemudian hasilnya bisa menjadi tidak ‘objektif’ dalam sudut pandang psikologi.
Pada dasarnya semua agama mengajarkan ilmu tentang kebaikan, namun karena yang mengembangkan ilmu agama itu bukan sang Illahi melainkan manusia yang masing2 mempunyai cara pandang dan konsep berfikir yang berbeda2 (dalam menerjemahkan kitab suci) sehingga pada prakteknya banyak perbedaan cara pandang terhadap “kebaikan”.
Seorang agamawan islam bergelar ‘aa’ mempunyai cara pandang yang baik tentang kebaikan juga tentang agama karena walaupun dia seorang agamawan tetapi sepertinya dia mempunyai “wawasan psikologis” yang luas, wawasan agama yang luas dan baik, kepribadian yang menarik (yg disebabkan oleh wawasan psikologis luas), dan juga wawasan2 lainnya yang menjadikan pandangan2nya dari sudut pandang agama menjadi baik dan objektif di mata orang, tidak kaku, tidak terlihat fanatic, dan disukai kalangan manapun. karena walaupun penilaian2 dan pandangan2nya dari sisi agama namun sangat bernilai psikologis (yang objektif).
Seseorang yang menguasai bidang tertentu tetap harus mempunyai wawasan yang luas tidak hanya dari bidang yang digelutinya saja, tetapi dari berbagai bidang dan sudut pandang, karena dalam hidup ini ada berbagai hal, berbagai bidang, berbagai ilmu, dan berbagai sudut pandang yang harus kita ketahui.

Rumus Psikologi

Rumus Psikologi….

Biasanya kalau ditanya apa “Motto diri Anda”, biasanya yang akan keluar adalah berbagai kata yang bersifat baik seperti be yourself, positif thinking, berani, disiplin, lakukan yang terbaik dan sebagainya bla bla bla… Tapi seharusnya semua itu harus ada dalam diri seseorang, jadi sepertinya kurang atau salah jika hanya menyebutkan satu dari sekian banyak itu, dan seharusnya kita menguasai semua itu untuk diterapkan dalam kehidupan.

Dari sekian kali rumus yang saya bentuk dan saya petakan di dalam pikiran saya yang didasari oleh banyak “sifat baik” didalamnya (karena semuanya harus ada) maka terciptalah rumusan yang saya bentuk. Yaitu seperti berikut ini :

1. Saat ini (bukan cuma hari ini)
2. Fokus pikiran ke objek
( bukan menerawang, atau dipenuhi pikiran lain yang bukan saat ini / singkirkan pikiran2 lain ) -> menjadi tidak Over & Low.
3. Hubungan ke objek (manusia) dua arah dan extrovert
( bukan satu arah , bukan introvert, bukan sendirian, tapi merasakan adanya orang lain dan harus extrovert )
4. Siapa yang dihadapi
( Tiap orang beda sifat, wawasan, kepribadian, pola pikir, dsb. Biasanya kalau sudah kenal akan mengalir dengan sendirinya bagaimana kita harus bersikap thd orang yang kita hadapi, karena cara berhadapan dengan orang yg satu dengan yg lainnya itu berbeda ).
5. Positif
( Nah.. bagian ini termasuk yang paling fital, karena semua yang disebutkan diawal tentang berbagai motto hidup ada disini, mulai dari positif thinking, jadi diri sendiri, berani, disiplin, dsb sudah dicakupi oleh positif. Yang penting pikiran harus tetap positif, karena yang lain akan mengikuti dengan sendirinya…. Seperti sikap positif, berani , disiplin sampai cuek, dsb otomatis menyusul)
6. Ceria
( Karena mulut yang melengkung keatas itu akan terlihat sangat menarik dan rumus yang jitu dalam membangun hubungan yang baik, sangat berbeda dengan mulut yang melengkung kebawah…seseorang akan terlihat masam, tidak bersahabat, dan segala sifat2 lainnya yg negatif …cari saja sendiri !! )
7. Konsen pada yg dilakukan saat ini
( ini hanya untuk menguatkan saja. Misal ketika main gitar konsen hanya diurusan itu saja, lupakan pikiran2 ,masalah2, dan urusan2 lain ).

Tentu saja semua harus dipetakan dalam pikiran sebaik mungkin dan harus sekuat tenaga diterapkan dan dibiasakan dalam konsep pikiran kita, karena semua itu harus mengalir dengan sendirinya dengan mengandalkan rasa yang ada dalam diri kita dan tidak lagi mengandalkan pikiran (memikirkannya) ketika kita menerapkannya.

Cara memahami urusan macam begini adalah dengan membuka pikiran kita ketika membaca (membuka layar lebar cakrawala pikiran), dan menggunakan imaginasi, karena tidak bisa memahami urusan begina hanya dengan mengandalkan otak kiri saja.

Tentu juga semua itu harus didukung dengan wawasan yang luas tentang berbagai hal, agar urusan berhubungan dengan orang lain menjadi semakin baik dan kuat bagi diri kita.

Self Manajemen

Hal yang sangat mendukung pengembangan diri seseorang adalah -> Self Manajemen :

Self Manajemen terdiri dari Self Emotion Manajemen and Self Time Manajemen :

Self Emotion Manajemen
Self emotion manajemen yang baik akan sangat menjaga keharmonisan dan kelanggengan sebuah hubungan, semakin kuat penguasaan emosi seseorang maka ia akan semakin terlihat tenang, stabil, bersahaja, santai, dan tidak ‘tanjakan’ (istilah betawi ,red)
Self emotion manajemen harus disertai dengan focus / konsentrasi yang baik dan juga wawasan yang luas tentunya.

Self Time Manajemen
Self time manajemen yang baik akan membuat hidup menjadi efektif efisien, dan semakin bermakna, karena setiap kegiatan / pekerjaan yang akan dijalankan sudah diatur dan dimanajemen sebaik mungkin, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Dan untuk lebih perfect lagi harus juga diperhitungkan untung – rugi, kurang – lebih, dan berguna atau tidaknya sesuatu yang akan dilakukan.



Self Thingking Manajemen
Manajemen pikiran adalah penguasaan pikiran, misal jika berbicara dengan orang lain, kita harus tau apa-apa saja yang perlu atau tidak perlu kita sampaikan atau bicarakan dalam pembahasan suatu topic pembicaraan, karena jika ada yang tidak perlu disampaikan tapi kita keluarkan bisa saja menjadi boomerang buat kita atau orang lain.Dengan manajemen pikiran akan berdampak lebih efisien dan efektif pada suatu kondisi tertentu, misal sedang berbicara dengan orang lain, sedang berkomunikasi dengan diri sendiri, sedang mencari jalan atas suatu masalah, sedang mempersiapkan sesuatu.